Sentimen Media: Catatan Reputasi dan Mutu Kampus
Berita kunjungan,Teknologi,Smart Campus
Big Data bukan hanya bersumber dari internal kelembagaan. Tetapi, juga data eksternal yang didapatkan dari publik. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui reputasi suatu lembaga atau perseorangan. Sehingga, mereka dapat mengambil kebijakan yang bisa membangun kepercayaan publik terhadap mereka.
Di kampus, analisa sentimen media dapat digunakan untuk membentuk citra positif. Sehingga, para orang tua atau calon mahasiswa tidak lagi meragukan kampus. Seperti yang diketahui, terlepas dari akreditasi, pemberitaan di media juga dapat mempengaruhi kualitas kampus.
Hal ini disampaikan oleh Direktur PT Enygma Solusi Negeri Erick Karya ketika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) mengunjungi Living Lab PT Enygma Solusi Negeri, Jumat (13/1/2023).
“Apa yang sudah kita usahakan di dalam sistem internal, juga harus diresonansikan ke masyarakat,” kata Erick.
Artinya, pembenahan internal sistem kelembagaan atau apapun harus tersampaikan pula kepada masyarakat agar dapat dirasakan manfaatnya secara luas. Contohnya, komitmen UIN Malang menjadi smart campus dapat memberikan contoh baik bagi kampus-kampus lain untuk segera bertransformasi. Tentunya dengan perencanaan yang matang dan tepat.
Pasalnya, selama ini kata smart campus seringkali indikator suksesnya adalah membuat aplikasi. Alih-alih universitas menyediakan satu aplikasi super, fakultas-fakultas justru saling berlomba membuat aplikasi dengan fungsi mirip. Lebih parahnya lagi, aplikasi antar fakultas itu tidak terintegrasi dengan sistem pusat kampus.
Dengan adanya analisa sentimen media, ulasan yang baik mengenai smart campus milik UIN Malang, akan menjadikan jalan bagi UIN Malang sebagai percontohan dari kampus cerdas. Sehingga, smart campus dapat merata secara keseluruhan dan tidak terdesentralisasi hanya pada satu tempat.
Disisi lain, sentimen media ini memang memberikan data berbentuk subjektif atau relatif. Namun, Erick percaya bahwa untuk mengambil keputusan dan membuat kebijakan yang tepat, penggunaan data objektif dan subjektif harus tetap dilakukan.
Enygma sebagai perusahaan yang mengacu pada kerangka implementasi sistem pintar VAMP (View, Measure, dan Improvement) memastikan bahwa dalam setiap langkah penerapannya akan berdampak signifikan pada peningkatan layanan.
Erick menekankan bahwa untuk menjajaki ketiga era itu (view, measure, and improvement), tidak dapat dilakukan dengan instan. Peralihan dari banyaknya aplikasi yang dimiliki UIN Malang saat ini menuju ke satu platform cerdas, tentu akan menemui tantangan. Seperti, akan ada banyak data yang tidak sinkron antara jurusan, program studi, fakultas, maupun kampus.
“Jadi, mohon diredam emosinya kalau ada data yang tidak sinkron. Justru ketika kita mengetahui ada data yang berbeda, maka itu artinya kita sudah masuk era view,” kata Erick.
Sepakat dengan hal itu, Rektor UIN Malang, Prof. Dr. M. Zainuddin, M.A. mengatakan bahwa melihat Big Data sama halnya dengan melihat ‘catatan Malaikat’. Dimana, data akan menunjukkan suatu kebaikan dan keburukan.
Artinya, ketika berbicara Big Data bukan hanya berkutat pada data akademik, kelembagaan, keuangan, dan sebagainya. Tetapi juga mengacu pada jejak digital. Bukan rahasia lagi, dengan adanya kecanggihan teknologi maka rekaman data tidak dapat dihapus permanen. Sehingga, ketika sentimen negatif sudah disematkan, maka penilaian itu akan terus dibawa sampai kapanpun.
“Sekarang, kita bisa melihat catatan malaikat Raqib dan Atid tentang UIN Malang. Selama ini kita hanya bangga bahwa UIN Malang sudah ini dan itu tanpa mengetahui penilaian publik terhadap kami,” celetuk Zainuddin sembari tertawa.
Pada tampilan layar Enygma, analisa sentimen media menunjukkan bahwa UIN memiliki persentase penilaian positif lebih dari 60 persen. “Kalau dilihat catatan sekarang, Alhamdulillah kita (UIN) ada di surga,” lanjut Zainuddin.
Selain itu, Zainuddin juga mengungkapkan bahwa untuk menjaga semua data itu ia memerlukan ‘penjaga’ alias platform yang aman. Mengingat distribusi data yang kompleks akan terjadi dengan cepat bahkan real in time. Apalagi, data ini juga memuat data-data pribadi milik mahasiswa yang harus dijaga privasinya atau dibocorkan baik dengan sengaja maupun tidak.
Sesuai dengan hasil diskusi antara PT Enygma Solusi Negeri dengan UIN Malang, Enygma sebagai penyedia platform memenuhi permintaan UIN Malang untuk menyediakan satu platform yang mencangkup semua kebutuhan UIN Malang, tanpa menciptakan aplikasi-aplikasi tambahan. Hal itu sama dengan motto Enygma yaitu ‘simplifying governance” atau menyederhanakan tata kelola.
Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri, MS, mantan Rektor Universitas Brawijaya periode 2014-2018, yang juga turut hadir dalam diskusi tersebut sepakat bahwa penyederhanaan tata kelola memang sangatlah penting. Tetapi, analisa sentimen media juga diperlukan untuk meningkatkan mutu dan reputasi kampus.
Data menjadi hal yang sangat diperlukan ketika sebuah lembaga atau instansi ingin berbenah diri ke arah yang lebih baik. Efisiensi dan efektifitas juga harus ditekankan mengingat pemanfaatan teknologi untuk membuat kebijakan adalah proyek sepanjang masa.
Dari pengamatannya, platform di sebuah kampus seringkali dinilai tidak efisien karena tidak saling terintegrasi satu sama lain. Padahal, aplikasi-aplikasi itu memberikan fungsi yang hampir mirip. Namun, karena dibangun oleh fakultas tanpa diintegrasikan dengan universitas, akhirnya justru pemanfaatannya tidak optimal.
Jika dibandingkan dengan sebuah kota, maka kampus seharusnya bergerak lebih cepat dalam implementasi sistem cerdas. Mengingat, kampus memiliki otoritasnya sendiri dan data yang dimiliki juga tidak serumit sebuah kota. Sehingga, tidak ada alasan bagi kampus untuk membuat aplikasi yang tidak efisien terus-menerus.